Selasa, 10 Mei 2011

perbandingan pendidikan


KOMPARASI PROBLEM – PROBLEM PENDIDIKAN DI NEGARA – NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
1.                   Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Serta upaya pembaharuannya meliputi landasan yuridis, Kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan
Berangkat dari definisi di atas maka dapat difahami bahwa secara formal sistem pendidikan di sebuah negara diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa yang bermartabat
Terkait dengan kondisi pendidikan di negara berkembang, Abdul Malik Fadjar (Mendiknas tahun 2001) mengakui kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia adalah yang terburuk di kawasan Asia. Ia mengingatkan, pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial politik, termasuk persoalan stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanaan pendidikan membutuhkan rasa aman. Berbeda dengan keadaan dinegara maju seperti Amerika, inggris, jepang dan negara – negara maju lainnya, kita ketahui bersama bahwa kondisi politik, persoalan stabilitas dan keamanannya sudah terlaksana dan terkontrol dengan baik, tentu sangat mempengaruhi terhadap penyelenggaraan proses pendidikan di negara tersebut
2.                   Permasalahan
Dari latar belakang pendidikan di beberapa Negara diatas, yaitu di gambaran pendidikan di Negara – Negara maju dan berkembang, yang keduanya itu (Negara maju dan berkembang-red) dalam pelaksanaan pendidikannya memiliki system dan cara tersendiri dalam melaksanakan proses pendidikan, tentunya memiliki kelebihan – kelebihan dan juga problem – problem yang dihadapi dalam guna untuk mencapai tujuan pendidikan masing – masing Negara tersebut.
Kami (pemakalah) dalam hal ini mencoba untuk mengkomparasikan problem – problem pendidikan di Negara – Negara maju dan berkembang dengan tujuan adanya pengetahua bagi kita semua tentang kekurangan pendidikan kita yang notabenenya adalah Negara berkembang. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
a.                    Pendidikan di Negara berkembang
b.                   Pendidikan di Negara maju
c.                    Komparasi problem pendidikan Negara maju dan berkembang
3.                   Pembahasan
a.                    Pendidikan di Negara Berkembang
Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global.
Dalam makalah ini, yang kami ambil sebagai titik pembahasan problem pendidikan di Negara berkemabang, diantaranya : Indonesia, India, Vietnam, afghanistan, dan Venezuela.
Ditinjau dari ranah pendidikannya, di masing – masing Negara berkembang memang menpunyai banyak problem pendidikan yang berbeda satu sama lain. Sedangkan dalam pembahasan ini, kami mencoba untuk mengangkat problem – problem pendidikan yang utama dari negera – Negara berkembang diatas.
Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Pada makalah ini kami akan dibahas beberapa hal yang merupakan permasalahan pendidikan di Negara berkembang. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1.                    Pemerataan Pendidikan yang
2.                    Mutu dan Relevansi Pendidikan
3.                    Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan mengenai 3 poin permasalahan pendidikan di atas apakah ketiga hal tersebut telah terpenuhi atau masih belum.
1.              Pemerataan Pendidikan
pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah  pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara suatu bangsa untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau bisaa disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut  jenis kelamin, status sosial, agama, amupun letak lokasi geografis.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi di negara – negara berkembang.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara elemen pemerintahan, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah sentral dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk di negara yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Selain itu juga maslah ekonomi yang terbengkalai, di indonesia dan vietnam misalnya, pendapatan ekonomi tidak seimbang dengan belanja negara, sehingga pemerintah di masing – masing negara tersebut melakukan cara sedemikian rupa untuk mencukupi semua aspek kebutuhan negara. Hal ini akan berdampak pada anggara pendidikan yang harus disesuaikan terlebi dahulu dengan kebutuhan yang lain.
2.         Mutu dan Relevansi Pendidikan
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan di negara – negara berkembang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan dalam negara tersebut juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan di negara itu tidak dapat dimonitor secara objektif dan teratur.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan di negara – negara berkembang seperi di vietnam, indonesia, afghanistan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen di negara tersebut. Dibanding negara maju, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Negara berkembang memiliki masalah yang sangat mendasar.
3.         Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal.
Pada saat sekaarng ini, pelaksanaan pendidikan di Negara berkembang jauh dari efisien, seperti di Venezuela dan Indonesia dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di venezuela dan Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.  Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pendidikan di venezuela dan Indonesia sangatlah Nampak ketiks kita melihat masih banyaknya tenaga kerja ahli yang di import dari Negara lain oleh Venezuela dan Indonesia.
b.                    Pendidikan di Negara Maju
Beda halnya dengan Negara berkembang Negara maju adalah sebuah Negara yang mana aspek – aspek kehidupan baik dari ekonomi, pendidikan maupun keadaan tekhnologinya sudah bisa dikatakan berjalan dengan apa menjadi tujuan utama Negara. Namun, kita tahu bahwa tidak ada kata sempurna dalam dunia ini. Begitu juga dengan Negara maju ini, meskipun menejemen kenegaraannya sudah mapan tapi kalau kita mau mencari problem dalam tatanan kehidupan bangsanya pasti kita temukan.
Dalam bidang pendidikannya di Negara maju seperti, Amerika, Jepang, jerman dan perancis, pelaksanaan pendidikannya sudah bisa dikatakan sukses karena ketiga aspek besar dalam pendidikan yaitu Pemerataan Pendidikan, Mutu dan Relevansi Pendidikan serta Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan sudah berjalan sesuai tujuan, tapi dalam Negara maju tersebut juga ditemukan beberapa problem – problem pendidikan yang berbeda di masing – masing Negara. Sama seperti diatas, dalam pembahasan ini, kami mengambil problem – problem utama yang di setiap Negara – Negara tersebut, problem pendidikannya berada pada sector ini, problem utamanya diantaranya.
1.                   Tidak adanya hubungan yang harmonis antara guru dan murid
tentang masalah sistem pendidikan di Negara maju, memang systemnya Saat ini sudah berjalan dengan baik itu digambarkan dengan desentralisasi pendidikan yang itu masih belum mampu dilakukan oleh kebanyakan Negara – Negara berkembang, masalah utama dengan sekolah-sekolah di Negara maju adalah hubungan antara guru dan siswa. Ada konflik kepribadian dan nilai. Beberapa siswa, khususnya di milieux kelas bawah, bolos sekolah atau menyebabkan masalah di kelas karena mereka tidak peduli, atau tidak dapat mengendalikan diri mereka sendiri (remaja masih berjuang untuk menguasai dorongan hormon mereka).
2.                   Adanya pemberlakuan kelas di masyarakat
seorang peneliti di Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), Andreas Schleicher berkata “Perancis dan Jerman, yang meliputi 36 persen dari 11,6 triliun perekonomian Uni Eropa kini tidak lagi menjadi salah satu negara terkemuka di dunia dalam masalah ketrampilan dan pengetahuan,"
Dalam hal ini, ia juga mengkritik pemberlakuan kelas di masyarakat sebagai penghambat perkembangan pendidikan dan sumber daya terdidik di Eropa. "Masyarakat Eropa yang berasal dari keluarga dengan kesulitan sosial dan ekonomi, tidak mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama dengan mereka yang berasal dari keluarga kelas menengah atas. Di banyak negara, data menunjukkan bahwa sekolah-sekolah di Eropa menerapkan perbedaan kelas berdasarkan status sosial dan ekonomi," katanya.
Lebih lanjut Schleiler mengungkapkan, mereka yang berasal dari keluarga kaya punya kesempatan empat kali lebih besar untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Di samping itu, para pendidik di negara-negara Eropa juga tidak mau mengubah cara mereka mendidik seperti yang dianjurkan oleh para peneliti
Pendidikan di jerman dan perancis dan juga Negara – Negara maju lainnya berkembang sebagai industri, para pendidiknya seolah terisolasi dan membangun cara mereka sendiri yang sudah kuno.
c.                    Komparasi problem pendidikan di masing – masing negara
setelah dua pembahasan diatas, tentang problem – problem pendidikan di Negara maju dan berkembang, kita akan bisa membandingkan dari segi mana letak kelemahan dari masing – masing Negara terutama dalam bidang pendidikan.
Di kebanyakan Negara berkembang termasuk juga di Indonesia, ada tiga problem pendidikan yang ketiga hal itu merupakan problem yang kompleks yang ada di hamper semua Negara berkembang, yaitu Pemerataan Pendidikan, Mutu dan Relevansi Pendidikan, serta Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan, hal inilah yang tidak kita temukan ketika kita melihat keadaan pendidikan di Negara maju,
Masalah pertama, tentang pemerataan pendidikan, mengapa hal ini ada perbedaan jauh antara Negara maju dan berkembang ? pertama adalah masalah perekonomian Negara yang belum stabil, di Negara maju bisa melakukan perataan pendidika ini karena kita ketahui bersama bahwa kebanyakan di Negara maju system ekonmi yang dipraktekan sudah bisa terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
Mengenai mutu dan relevansi pendidikan, mengapa di Negara – Negara berkembang mutu pendidikannya kalah dengan Negara maju ? untuk menjawab ini, kita lihat terlebih dahulu tentang kurikulum yang dilakukan di Negara maju, contohnya amerikan, perancis dan inggris, di masing – masing Negara tersebut kurikilumnya menggunakan disentralisasi kurikulum hal ini yang menyebabkan mutu pendidikan di Negara maju sangat tinggi, karena kurikulum pendidikan memang ditujukan untuk kepentingan dan kebutuhab sebuah daerah. Bereda dengan Negara berkembang yang masih menganut kurikulum sentralisasi, hal ini mennyebabkan terkekangnya potensi daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya.
Keefesienan dan keefektifan pendidikan antara Negara naju dan berkembang sangatlah terlihat perbedaanya, ketika kita mengambil sampel dua Negara yang notabene keadaan negaranya berbeda, kita ambil contoh Indonesia dan jepang. Di Indonesia proses pendidikan belum efisien, ini bisa dilihat dengan banyaknya pengangguran di Indonesia. Beda halnya di jepang, di Negara tersebut penduduknya hanya 2% yang pengangguaran sedangkan sisanya adalah mempenyai pekerjaan baik pekerjaan itu berprofesi ataupun wira usaha.
b.                    KESIMPULAN
Dalam permasalahan pendidikan di antara Negara maju dan Negara berkembang, banyak hal yang nmenjadi problem yang menghambat laju perkembangan pendidikan di masing – masing Negara, mulai dari problem yang sangat krusial pengaruhnya terhadap proses pendidikan di suatu Negara misalnya tidak meratanya Pendidikan, Mutu dan Relevansi Pendidikan yang masih rendah, serta Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan yang masih rendah, hal inilah yang menjadi sebuah tantangan khusus yang dihadapi oleh sebagian besar Negara berkembang seperti Indonesia, India, Vietnam, afghanistan, dan Venezuela. Berbeda dengan Negara maju seperti Amerika, Jepang, jerman dan perancis, masalah yang dihadapinya dalam bidang pendidikan justru berada tatanan pranata social yang ada pada masyarakat dalam Negara tersebut. Misal adanya pemberlakuan kelas di masyrakat yang disebabkan oleh keadaan ekonomi permasalahan lain adalah ketidak harmonisan guru dengan siswa yang hal ini akan berdampak langsung pada proses pembelajaran di kelas.

Daftar Pustaka
Kartono, Kartini, 1994, Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Pemimpin Abnormal Itu, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
E. Mulyasa, 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, PT Remaja Rosdakarya, Bandung:
Fahrurrozi dalam Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan, ( Yohyakarta: IRCiSod, 2006)




lundray vs pesantren


TERIMA KASIH LOUNDRIY, TAPI…..
Laju perkembangan peradaban sungguh sangat cepat, terutama dalam bidang teknologi. Mungkin tak dapat dibayangkan oleh manusia yang hidup di era purbakala, bahwa regenerasi mereka akan merasakan, menikmati dan bahkan menciptakan apa yang tidak mereka lakukan pada zamannya. Hal yang paling menarik adalah kesibukan manusia yang dituntut untuk selalu berkopetisi dalam berbagai even, sungguh tidak ada yang membayangkan akan alat canggih yang bisa dengan cepat mengantarkan seseorang dari satu tempat menuju tempat lain.
Manusia akan menjadi Raja atau Ratu di jagad raya ini, lantaran adanya teknologi. Jika mereka membutuhkan sesuatu, tidak direpotkan dengan jalan kaki, menguras waktu dan meninggalkan aktivitas sehari-hari, cukup dengan teknologi yang super canggih mereka dapat bermimpi dan mimpi itu akan menjadi kenyataan yang benar-benar nyata.
Dengan perkembangan teknologi yang super canggih inilah, tercipta alat-alat yang mereka impikan, mereka yang ingin terbang tidak harus menjadi burung, mereka yang ingin tahu perkembangan di seluruh dunia, dengan adanya teknologi, mereka dapat berkomunikasi dan mengakses di internet atau yang lainnya. Teknologi sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Di antara alat yang diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia adalah mesin cuci. yaitu alat yang khusus diciptakan untuk meringankan beban seseorang dalam hal mencuci. Keberadaan mesin cuci sangat membantu bagi kehidupan manusia. Sebab dengan mesin cuci ini, para ibu-ibu tidak lagi capek, berlama-lama mengucek cuciannya. Era teknologi saat ini telah memberikan kemudahan bagi mereka dengan lahirnya loundriy. Dengan cara detergen dicampur air kemudian pakaian yang super kotor sekalipun akan bersih seperti baju baru. Mereka hanya bisa duduk manis. Selanjutnya mereka tinggal menunggu sampai proses selesai.
Alat yang satu ini, tidak semua orang bisa menggunakan bahkan memiliki. Hanya bagi mereka yang berkantong tebal bisa memilikinya. Dan mereka yang mempunyai aktivitas padat binti sibuk termasuk yang sangat diuntungkan dengan keberadaan mesin cuci ini. Aktivitasnya tak lagi terkontaminasi dengan urusan pakaian kotor, begitu juga orang yang pemalas, juga diuntungkan dengan adanya teknologi yang satu ini.
Disamping meringankan dalam hal mencuci, adanya mesin cuci juga dimanfaatkan oleh orang yang kreatif dalam membaca peluang bisnis. Mereka berfikir akan dapat pemasukan dengan cara mengadakan jasa mencuci, yang lebih sering dikenal dengan jasa loundry. Sehingga pundi-pundi pendapatan pun terus mengalir. Selain itu, adanya jasa londry ini membuat orang lain juga diuntungkan, karena mereka bukan hanya mudah dalam hal mencuci, akan tetapi dengan hanya dengan menyerahkan baju kotor mereka ke jasa loundry, lalu pakaian mereka bisa diambil dalam keadaan bersih dan harum.      
Bagi mereka yang punya kesibukan, namun tidak mampu untuk membeli mesin cuci sendiri, juga terbantu dengan semakin menjamurnya penyediaan jasa loundry ini. Dengan demikian mereka yang sibuk tetap bisa melakukan aktivitasnya tanpa harus memikirkan baju-baju kotor mereka. Namun, apa jadinya kalau menjamurnya jasa loundry ini juga merambat ke dunia Pesantren?.
Bukan rahasia umum lagi, bahwa Pondok Pesantren selain sebagai pusat menuntut ilmu juga berperan sebagai kawah candradimuka untuk menyiapkan insan-insan yang mandiri dan bertanggung jawab. Sehingga akan selalu siap untuk menghadapi atau berada dalam kondisi sesulit apapun. Oleh karenanya, pesantren yang dikenal dengan kepribadian mandiri serta kesederhaanan dalam berprilaku dan bersikap harus selalu menerapkan dan memegang teguh prinsip tersebut. Mengingat hal ini, merupakan salah satu prinsip pokok sebagai bekal dalam mempersiapkan kader-kader Pesantren terkemuka.
Selain itu, diakui atau tidak Pesantren merupakan lembaga pendidikan alternatif  bagi sebagian orang yang keadaan ekonominya menengah ke bawah. Atau dengan bahasa lain kurang mampu. Mengingat biaya pendidikan di Pondok Pesantren di kenal dengan murah meriah jika dibandingkan dengan biaya pendidikan di luar Pondok Pesantren.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah Pesantren bisa mempertahankan kesederhanaan di tengah gempuran gaya hidup hedonis yang dicontohkan oleh orang luar?. Apakah para santri akan tergiur dengan apa yang dilakukan oleh orang yang memang dipersiapkan untuk menghancurkan umat Islam secara pelan-pelan?. Di mana mereka dengan gencar menggambarkan hidup yang sangat wah. Seakan-akan mereka menyampaikan, bahwa kehidupan dunia hanya untuk bersenang-senang. Hal demikian ini mereka sampaikan melalui media televisi, internet dan media cetak.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, salah satunya bisa kita lihat dari keberadaan jasa loundry. Ternyata, sekarang ini cukup banyak santri yang mulai memanfaatkan jasa loudry, dengan alasan padatnya aktivitas yang dilakukan di Pesantren. Melalui jasa loundry, menurut mereka tidak akan lagi memikirkan pakaian kotor. Mereka bisa fokus kepada pelajaran. Tentu dengan memperhatikan alas an tersebut, jasa loundry terbukti sangat bermanfaat bagi para santri.
Sayangnya, di balik manfaat-manfaat itu, ada akibat lain yang juga perlu dipertimbangkan. Yakni, akibat yang terbilang efek 'buruk' dari adanya jasa loundry, dan ini merupakan efek nyata, bukan hanya hayalan. Di antara akibat kurang baik dari loundry itu ialah,
Pertama, lunturnya gaya hidup sederhana dan mandiri. Padahal gaya hidup sederhana dan mandiri inilah yang akan mengantarkan seseorang untuk memiliki jiwa-jiwa tangguh, seperti telah disebutkan di atas. Coba sekarang kita renungkan keberadaan manusia yang disiapkan oleh Allah sebagai penutup para utusan, yaitu Nabi kita, Muhammad SAW. Kenapa beliau lahir dalam keluarga miskin?. Mengapa ayah beliau tidak mewarisi harta sepeserpun untuk bekal kelak?. Hal ini, tak lain adalah untuk memberikan pelajaran bagi kita, bahwa kehidupan sederhana dan mandiri akan membangun karakter jiwa manusia yang tangguh. Terbukti, Nabi Muhammad diakui sebagai manusia paling berpengaruh yang ada di bumi ini, yang telah mengantarkan manusia dari peradaban yang  kelam menuju peradaban yang dipenuhi cahaya iman.   
Jadi gampangnya, Allah tidak ingin manusia akan bermental 'kerupuk' dengan adanya kehidupan mewah. Allah menginginkan hambanya memiliki mental baja. Sehingga akan mampu menghadapi segala ujiannya. Tentu salah satu cara agar memiliki mental baja tersebut adalah dengan kehidupan sederhana dan mandiri.
Kalau kita memperhatikan para kyai-kyai dahulu juga begitu. Mereka mempraktekkan kehidupan sederhana dan mandiri. Kita mungkin sudah tahu bagaimana kesederhanaan dan kemandirian Almarhum.KHR. As'ad Syamsul Arifin. Walaupun beliau kaya tidak pernah menampakkan bahwa beliau kaya, Bahkan asrama santri jauh lebih baik dari pada kediaman beliau. Kehidupan sederhana inilah lalu diajarkan oleh beliau kepada santrinya. Pada suatu ketika beliau pernah berkata, "Atur penghematan, santri ajari atapah!". Terbukti para Alumni Pondok Pesantren yang dikelola Oleh al-marhum dan dilanjutkan oleh putranya KHR. Ach. Fawaid As’ad masih ada santri yang mencuci ke sungai Bindung. Hal ini menggambarkan tentang bagaimana hidup sederhana dan mandiri di Pondok pesantren.
Kehidupan sederhana ini juga dipraktekkan orang yang sudah diakui kehebatan dan kesuksesannya. Misalnya Mark Zuckerberg—pencipta facebook— tetap tinggal di apartemen kecil di mana kasurnya diletakkan di lantai. Di kamarnya itu pun hanya terdapat sebuah meja dan kursi. Ketika hendak ke kantornya pun dia berjalan kaki atau dengan mengayun sepeda. Jadi tidak tampak seorang yang kaya raya. Padahal hartanya ditaksir sebanyak 13,5 triliun rupiah.
Kedua, condong kepada pemborosan. Sebagai rasionalisasinya, anggaplah biaya jasa loundry sebesar Rp.5.000 untuk 10 baju biasa. Sedangkan kalau kita mencuci sendiri diperkirakan hanya akan menghabiskan sekitar Rp.2.000 untuk membeli detergen dan pengharumnya. Tentu dengan demikian, mencuci sendiri akan lebih hemat. Apalagi kalau santri yang bersangkutan hanya diberi uang untuk biaya membeli sabun cuci plus pengharumnya, dan bukannya diberi uang untuk jasa loundry.  
Untuk masalah hemat ini, Allah telah menjelaskan dalam firmannya yang tertera dalam surat al-Furqan ayat 67, yang artinya, "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan". Jadi melalui ayat ini Allah menggolongkan orang hemat kepada orang-orang yang mempunyai derajat mulya di sisi Allah. Oleh karena itu, kalau ingin menjadi orang yang mendapatkan tempat khusus di sisi Allah, maka salah satu caranya dengan melakukan penghematan.
Ketiga, akan menimbulkan rasa gengsi untuk mencuci sendiri. Santri akan merasa terhormat kalau tidak perlu mencuci sendiri. Mereka akan merasa melibihi teman-temannya kalau menggunakan jasa loundry. Hal ini tentu termasuk hal yang tidak baik, karena sudah masuk dalam ketegori sombong.  Dan rasa sombong ini, menurut al-Razi—seorang ahli tafsir terkemuka—bisa timbul akibat gaya hidup boros.
Tentunya kita tidak ingin segala hal ini akan terus menimpa pada para santri. Sebab jika kondisi ini tetap dibiarkan, apakah tidak mungkin santri akan menjadi insan yang elit yang enggan untuk melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai santri. Serta akan menjadi insan yang tidak bisa tahan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin 'ganas'. Padahal mereka dipersiapkan untuk menjadi pejuang penegak kebenaran yang akan selalu memiliki misi lii'lai kalimatillah dengan semangat rahmatan li al-alamin. Dan salah satu syarat mutlak dari pejuang adalah memiliki karakter kuat dan tangguh.
Bagaimana lantas dengan kesibukan yang cukup padat?. Sebenarnya jika kita pandai dalam mengatur waktu, sesibuk apapun pasti akan memiliki waktu untuk mencuci. Misalnya dengan mencicil, setiap mandi mencuci satu baju. Atau kalau tidak mungkin dengan hal itu, atur waktu sedemikian rupa sehingga akan memiliki waktu luang untuk mencuci. Bukankah kita tidak akan terus sibuk selama 24 jam?. Jadi tidak ada alasan untuk kesibukan yang padat.
Sebagai akhir dari tulisan ini; mari kita renungkan, "Apakah kita mau menjadi insan tangguh dengan hidup sederhana ataukah akan menjadi insan bermental kerupuk dengan gaya hidup elit".  
 




SALAM PUBLIC
Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan petunjuk sehingga kami segenap Pengurus Pusat IKSASS mampu menerbitkan bulletin mungil yang kami beri nama Mediasi (Media Diskusi IKSASS Santri). Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah memberikan tauladan kepada umatnya.
Keinginan untuk menerbitkan bulletin ini, sejak lama diimpikan, namun karena minimnya komitmen dari Pengurus Pusat IKSASS sehingga terbenggalai hingga saat ini. Berbagai cara dilakukan namun kometmen itu baru lahir. Alhamdulillah, bisa terbit semoga kami bukan hanya mampu menerbitkan tetapi mampu meneruskan. Amin.
Oh ya….saran dan kritik tentunya kami tunggu di forum diskusi Pusat IKSASS.
“Keberhasilan Hanya Bisa diraih Dengan Kesungguhan,
 Dan Kesungguhan Hanya Bisa Diraih Dengan Keinginan Yang Kuat, keduanya harus bersamaan”
(Crew Mediasi)