Selasa, 10 Mei 2011

lundray vs pesantren


TERIMA KASIH LOUNDRIY, TAPI…..
Laju perkembangan peradaban sungguh sangat cepat, terutama dalam bidang teknologi. Mungkin tak dapat dibayangkan oleh manusia yang hidup di era purbakala, bahwa regenerasi mereka akan merasakan, menikmati dan bahkan menciptakan apa yang tidak mereka lakukan pada zamannya. Hal yang paling menarik adalah kesibukan manusia yang dituntut untuk selalu berkopetisi dalam berbagai even, sungguh tidak ada yang membayangkan akan alat canggih yang bisa dengan cepat mengantarkan seseorang dari satu tempat menuju tempat lain.
Manusia akan menjadi Raja atau Ratu di jagad raya ini, lantaran adanya teknologi. Jika mereka membutuhkan sesuatu, tidak direpotkan dengan jalan kaki, menguras waktu dan meninggalkan aktivitas sehari-hari, cukup dengan teknologi yang super canggih mereka dapat bermimpi dan mimpi itu akan menjadi kenyataan yang benar-benar nyata.
Dengan perkembangan teknologi yang super canggih inilah, tercipta alat-alat yang mereka impikan, mereka yang ingin terbang tidak harus menjadi burung, mereka yang ingin tahu perkembangan di seluruh dunia, dengan adanya teknologi, mereka dapat berkomunikasi dan mengakses di internet atau yang lainnya. Teknologi sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Di antara alat yang diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia adalah mesin cuci. yaitu alat yang khusus diciptakan untuk meringankan beban seseorang dalam hal mencuci. Keberadaan mesin cuci sangat membantu bagi kehidupan manusia. Sebab dengan mesin cuci ini, para ibu-ibu tidak lagi capek, berlama-lama mengucek cuciannya. Era teknologi saat ini telah memberikan kemudahan bagi mereka dengan lahirnya loundriy. Dengan cara detergen dicampur air kemudian pakaian yang super kotor sekalipun akan bersih seperti baju baru. Mereka hanya bisa duduk manis. Selanjutnya mereka tinggal menunggu sampai proses selesai.
Alat yang satu ini, tidak semua orang bisa menggunakan bahkan memiliki. Hanya bagi mereka yang berkantong tebal bisa memilikinya. Dan mereka yang mempunyai aktivitas padat binti sibuk termasuk yang sangat diuntungkan dengan keberadaan mesin cuci ini. Aktivitasnya tak lagi terkontaminasi dengan urusan pakaian kotor, begitu juga orang yang pemalas, juga diuntungkan dengan adanya teknologi yang satu ini.
Disamping meringankan dalam hal mencuci, adanya mesin cuci juga dimanfaatkan oleh orang yang kreatif dalam membaca peluang bisnis. Mereka berfikir akan dapat pemasukan dengan cara mengadakan jasa mencuci, yang lebih sering dikenal dengan jasa loundry. Sehingga pundi-pundi pendapatan pun terus mengalir. Selain itu, adanya jasa londry ini membuat orang lain juga diuntungkan, karena mereka bukan hanya mudah dalam hal mencuci, akan tetapi dengan hanya dengan menyerahkan baju kotor mereka ke jasa loundry, lalu pakaian mereka bisa diambil dalam keadaan bersih dan harum.      
Bagi mereka yang punya kesibukan, namun tidak mampu untuk membeli mesin cuci sendiri, juga terbantu dengan semakin menjamurnya penyediaan jasa loundry ini. Dengan demikian mereka yang sibuk tetap bisa melakukan aktivitasnya tanpa harus memikirkan baju-baju kotor mereka. Namun, apa jadinya kalau menjamurnya jasa loundry ini juga merambat ke dunia Pesantren?.
Bukan rahasia umum lagi, bahwa Pondok Pesantren selain sebagai pusat menuntut ilmu juga berperan sebagai kawah candradimuka untuk menyiapkan insan-insan yang mandiri dan bertanggung jawab. Sehingga akan selalu siap untuk menghadapi atau berada dalam kondisi sesulit apapun. Oleh karenanya, pesantren yang dikenal dengan kepribadian mandiri serta kesederhaanan dalam berprilaku dan bersikap harus selalu menerapkan dan memegang teguh prinsip tersebut. Mengingat hal ini, merupakan salah satu prinsip pokok sebagai bekal dalam mempersiapkan kader-kader Pesantren terkemuka.
Selain itu, diakui atau tidak Pesantren merupakan lembaga pendidikan alternatif  bagi sebagian orang yang keadaan ekonominya menengah ke bawah. Atau dengan bahasa lain kurang mampu. Mengingat biaya pendidikan di Pondok Pesantren di kenal dengan murah meriah jika dibandingkan dengan biaya pendidikan di luar Pondok Pesantren.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah Pesantren bisa mempertahankan kesederhanaan di tengah gempuran gaya hidup hedonis yang dicontohkan oleh orang luar?. Apakah para santri akan tergiur dengan apa yang dilakukan oleh orang yang memang dipersiapkan untuk menghancurkan umat Islam secara pelan-pelan?. Di mana mereka dengan gencar menggambarkan hidup yang sangat wah. Seakan-akan mereka menyampaikan, bahwa kehidupan dunia hanya untuk bersenang-senang. Hal demikian ini mereka sampaikan melalui media televisi, internet dan media cetak.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, salah satunya bisa kita lihat dari keberadaan jasa loundry. Ternyata, sekarang ini cukup banyak santri yang mulai memanfaatkan jasa loudry, dengan alasan padatnya aktivitas yang dilakukan di Pesantren. Melalui jasa loundry, menurut mereka tidak akan lagi memikirkan pakaian kotor. Mereka bisa fokus kepada pelajaran. Tentu dengan memperhatikan alas an tersebut, jasa loundry terbukti sangat bermanfaat bagi para santri.
Sayangnya, di balik manfaat-manfaat itu, ada akibat lain yang juga perlu dipertimbangkan. Yakni, akibat yang terbilang efek 'buruk' dari adanya jasa loundry, dan ini merupakan efek nyata, bukan hanya hayalan. Di antara akibat kurang baik dari loundry itu ialah,
Pertama, lunturnya gaya hidup sederhana dan mandiri. Padahal gaya hidup sederhana dan mandiri inilah yang akan mengantarkan seseorang untuk memiliki jiwa-jiwa tangguh, seperti telah disebutkan di atas. Coba sekarang kita renungkan keberadaan manusia yang disiapkan oleh Allah sebagai penutup para utusan, yaitu Nabi kita, Muhammad SAW. Kenapa beliau lahir dalam keluarga miskin?. Mengapa ayah beliau tidak mewarisi harta sepeserpun untuk bekal kelak?. Hal ini, tak lain adalah untuk memberikan pelajaran bagi kita, bahwa kehidupan sederhana dan mandiri akan membangun karakter jiwa manusia yang tangguh. Terbukti, Nabi Muhammad diakui sebagai manusia paling berpengaruh yang ada di bumi ini, yang telah mengantarkan manusia dari peradaban yang  kelam menuju peradaban yang dipenuhi cahaya iman.   
Jadi gampangnya, Allah tidak ingin manusia akan bermental 'kerupuk' dengan adanya kehidupan mewah. Allah menginginkan hambanya memiliki mental baja. Sehingga akan mampu menghadapi segala ujiannya. Tentu salah satu cara agar memiliki mental baja tersebut adalah dengan kehidupan sederhana dan mandiri.
Kalau kita memperhatikan para kyai-kyai dahulu juga begitu. Mereka mempraktekkan kehidupan sederhana dan mandiri. Kita mungkin sudah tahu bagaimana kesederhanaan dan kemandirian Almarhum.KHR. As'ad Syamsul Arifin. Walaupun beliau kaya tidak pernah menampakkan bahwa beliau kaya, Bahkan asrama santri jauh lebih baik dari pada kediaman beliau. Kehidupan sederhana inilah lalu diajarkan oleh beliau kepada santrinya. Pada suatu ketika beliau pernah berkata, "Atur penghematan, santri ajari atapah!". Terbukti para Alumni Pondok Pesantren yang dikelola Oleh al-marhum dan dilanjutkan oleh putranya KHR. Ach. Fawaid As’ad masih ada santri yang mencuci ke sungai Bindung. Hal ini menggambarkan tentang bagaimana hidup sederhana dan mandiri di Pondok pesantren.
Kehidupan sederhana ini juga dipraktekkan orang yang sudah diakui kehebatan dan kesuksesannya. Misalnya Mark Zuckerberg—pencipta facebook— tetap tinggal di apartemen kecil di mana kasurnya diletakkan di lantai. Di kamarnya itu pun hanya terdapat sebuah meja dan kursi. Ketika hendak ke kantornya pun dia berjalan kaki atau dengan mengayun sepeda. Jadi tidak tampak seorang yang kaya raya. Padahal hartanya ditaksir sebanyak 13,5 triliun rupiah.
Kedua, condong kepada pemborosan. Sebagai rasionalisasinya, anggaplah biaya jasa loundry sebesar Rp.5.000 untuk 10 baju biasa. Sedangkan kalau kita mencuci sendiri diperkirakan hanya akan menghabiskan sekitar Rp.2.000 untuk membeli detergen dan pengharumnya. Tentu dengan demikian, mencuci sendiri akan lebih hemat. Apalagi kalau santri yang bersangkutan hanya diberi uang untuk biaya membeli sabun cuci plus pengharumnya, dan bukannya diberi uang untuk jasa loundry.  
Untuk masalah hemat ini, Allah telah menjelaskan dalam firmannya yang tertera dalam surat al-Furqan ayat 67, yang artinya, "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan". Jadi melalui ayat ini Allah menggolongkan orang hemat kepada orang-orang yang mempunyai derajat mulya di sisi Allah. Oleh karena itu, kalau ingin menjadi orang yang mendapatkan tempat khusus di sisi Allah, maka salah satu caranya dengan melakukan penghematan.
Ketiga, akan menimbulkan rasa gengsi untuk mencuci sendiri. Santri akan merasa terhormat kalau tidak perlu mencuci sendiri. Mereka akan merasa melibihi teman-temannya kalau menggunakan jasa loundry. Hal ini tentu termasuk hal yang tidak baik, karena sudah masuk dalam ketegori sombong.  Dan rasa sombong ini, menurut al-Razi—seorang ahli tafsir terkemuka—bisa timbul akibat gaya hidup boros.
Tentunya kita tidak ingin segala hal ini akan terus menimpa pada para santri. Sebab jika kondisi ini tetap dibiarkan, apakah tidak mungkin santri akan menjadi insan yang elit yang enggan untuk melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai santri. Serta akan menjadi insan yang tidak bisa tahan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin 'ganas'. Padahal mereka dipersiapkan untuk menjadi pejuang penegak kebenaran yang akan selalu memiliki misi lii'lai kalimatillah dengan semangat rahmatan li al-alamin. Dan salah satu syarat mutlak dari pejuang adalah memiliki karakter kuat dan tangguh.
Bagaimana lantas dengan kesibukan yang cukup padat?. Sebenarnya jika kita pandai dalam mengatur waktu, sesibuk apapun pasti akan memiliki waktu untuk mencuci. Misalnya dengan mencicil, setiap mandi mencuci satu baju. Atau kalau tidak mungkin dengan hal itu, atur waktu sedemikian rupa sehingga akan memiliki waktu luang untuk mencuci. Bukankah kita tidak akan terus sibuk selama 24 jam?. Jadi tidak ada alasan untuk kesibukan yang padat.
Sebagai akhir dari tulisan ini; mari kita renungkan, "Apakah kita mau menjadi insan tangguh dengan hidup sederhana ataukah akan menjadi insan bermental kerupuk dengan gaya hidup elit".  
 




SALAM PUBLIC
Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan petunjuk sehingga kami segenap Pengurus Pusat IKSASS mampu menerbitkan bulletin mungil yang kami beri nama Mediasi (Media Diskusi IKSASS Santri). Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah memberikan tauladan kepada umatnya.
Keinginan untuk menerbitkan bulletin ini, sejak lama diimpikan, namun karena minimnya komitmen dari Pengurus Pusat IKSASS sehingga terbenggalai hingga saat ini. Berbagai cara dilakukan namun kometmen itu baru lahir. Alhamdulillah, bisa terbit semoga kami bukan hanya mampu menerbitkan tetapi mampu meneruskan. Amin.
Oh ya….saran dan kritik tentunya kami tunggu di forum diskusi Pusat IKSASS.
“Keberhasilan Hanya Bisa diraih Dengan Kesungguhan,
 Dan Kesungguhan Hanya Bisa Diraih Dengan Keinginan Yang Kuat, keduanya harus bersamaan”
(Crew Mediasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar